Salah satu entitas penting yang digunakan masyarakat modern terkait
dengan praktek finansial adalah bank. Namun karena sejak awal bank
adalah entitas komersial yang berorientasi profit, maka dalam
prakteknya, bank sangat selektif. Untuk menjaga keamanan dan
kelangsungan finansial yang dijalankan, maka bank harus memilih nasabah
potensial yang mampu mengembalikan uang dan mampu menghasilkan
pendapatan bagi bank. Bermunculanlah serangkaian persyaratan bagi bank
untuk dapat menyalurkan dana pembiayaannya.
Akibat selektivitas bank tersebut, banyak orang miskin yang tidak
dapat dilayani. Pertimbangannya adalah karena kebanyakan orang miskin,
tidak memiliki usaha atau pendapatan yang mapan. Orang miskin juga tidak
memiliki aset untuk digunakan sebagai jaminan. Ujungnya adalah orang
miskin dinilai tidak layak bertransaksi dengan bank, dan bank pun
menjauh dari orang miskin.
Mengatasi hal tersebut, muncullah ‘bank’ yang dikreasi untuk orang
miskin. Beragam entitas keuangan untuk orang miskin sudah coba
direkayasa dan dipraktekkan. Dari Mulai Bank Perkreditan Rakyat,
Koperasi Simpan Pinjam, sampai kepada lembaga keuangan mikro. Praktek
Grameen Bank (asal Bangladesh) yang dianggap sebagai “bank untuk orang
miskin” pun banyak ditiru di Indonesia. Dalam khazanah perkembangan
lembaga keuangan syariah, juga sudah dikembangkan Baitul Mal wa Tamwil
(BMT) sebagai lembaga keuangan untuk melayani orang miskin. Dalam
perkembangan selanjutnya, BMT ini kemudian dipayungi oleh badan hukum
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).
Namun, karena watak investasi bisnis yang dimiliki, serta orientasi
mengejar laba yang memandu, semua lembaga keuangan untuk orang miskin
itu perlahan tapi pasti menguatkan sektor komersialnya. Bahkan sebagian
besar sudah menempatkan aspek sosial dalam struktur keuangan yang sangat
minimalis. Rata-rata sumbangsih aktivitas sosialnya kurang dari 5
persen dalam rasio keuangan. Ini mengindikasikan melemahnya watak
menolong sejati dan menguatnya watak menolong ‘ambigu’ karena berharap
hasil yang didapatkan.
Padahal dalam kenyataan di masyarakat, masih diperlukan sebuah
transaksi ekonomi untuk membangkitkan keswadayaan masyarakat yang
betul-betul dilandasi jiwa menolong sejati. Dalam kerangka ini,
pinjam-meminjam adalah sebuah transaksi sosial murni karena menolong. Di
sinilah fungsi akad Dana Kebajikan (Qardhul Hasan : yaitu
meminjam dengan pengembalian tanpa tambahan) sangat dominan. Praktek
seperti ini sangat diperlukan pada masyarakat yang baru saja terkena
bencana, mengalami kemiskinan akut dan baru pertama kali memulai
aktivitas bisnis.
Social Trust Fund (STF) dikembangkan oleh Dompet Dhuafa (DD)
untuk memainkan fungsi bank orang miskin yang sesungguhnya. Transaksi
dominan yang dikembangkan adalah berbasis kepada akad dana kebajikan
(Qardhul Hasan). Pada tahap awal (dua tahun pertama), akad dana
kebajikan ini menempati proporsi 100 persen. Sumber dananya berasal dari
zakat, infak, sedekah, dana Corporate Social Responsibility (CSR) serta
dana sosial lainnya. Kekuatan utama STF adalah betul-betul kepercayaan
di antara pengelola dan penerima manfaat.
Dalam tahap lanjut (setelah melewati dua tahun), STF kita perkenankan
mempraktekkan transaksi non-Dana Kebajikan dalam rangka menghasilkan
pendapatan untuk menopang operasional STF. Transaksi non-Dana Kebajikan
ini ditujukan kepada penerima manfaat yang telah mengalami peningkatan
kelas sosial dan ekonomi dengan perkembangan usahanya. Untuk memastikan
bahwa STF tetap sebagai lembaga sosial, maka proporsi transaksi non-Dana
Kebajikan adalah maksimal 40 persen dari rasio keuangan STF. Untuk
mengawal agar fungsi sosial STF tetap dominan, badan hukum yang akhirnya
digunakan STF adalah Koperasi Sosial. Ini adalah rintisan genre baru
koperasi di Indonesia.
STF adalah sebuah bentuk rekayasa sosial dan ekonomi yang sedang kita
lakukan. Tugas terbesar kita adalah memastikan bahwa STF tetap entitas
berjiwa sosial yang mampu tegak secara berkelanjutan. Lorong sejarah
akan menguji dan menyempurnakan semua upaya kita semua.
Penulis : Ahmad Juwaini
Mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Sri Utamii biasa di panggil Mba Sri, TKI tinggal di kota Pontian johor Malaysia,Saya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya, tetap ikhtiar.
ReplyDeletepengen pulang ke indonesia tapi gak ada ongkos pulang. sempat saya putus asa,gaji pun selalu di kirim ke indonesia untuk biaya anak sekolah,sedangkan hutang banyak, kebetulan teman saya buka-buka internet mendapatkan nomor hp Mbah Suro 082354640471 katanya bisa bantu orang melunasi hutang melalui jalan togel dengan keadaan susah jadi saya coba beranikan diri hubungi dan berkenalan dengan beliau Mbah Suro, Dan saya menceritakan keadaan saya.Beliau menyarankan untuk mengatasi masalah perekonomian saya,baiknya melalui jalan togel saja.Dan angka yang di berikan beneran tembus ,4607 dan saya dapat 275 juta alhamdulillah terima kasih banyak ya allah atas semua rerjekimu ini. walaupun ini melalui togel